Mengambil Hikmah dari Musibah Erupsi Gunung Semeru
Oleh : Musleh, S.Pd.I., M.Pd *)
Dalam kehidupan dan kematian manusia, ada ujian berupa musibah atau bencana. Sebagai seorang Muslim, kita harus meyakini bahwa seluruh peristiwa adalah atas kehendak Allah SWT. Seyogyanya, kita memetik pelajaran (ibrah) dalam menghadapinya
Ada beberapa cara dalam memetik hikmah musibah. Pertama, sebagai ujian keimanan. Apa pun musibah dan bencana yang menimpa adalah ujian. Itu adalah cara Allah untuk meningkatkan kualitas iman kita. Maka, sebagai seorang Muslim, kita harus menerima apa pun ketentuan-Nya dengan ikhlas dan penuh kesabaran (QS al-Baqarah [2]: 155-157 ).
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Artinya:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun.”
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Dalam surah Al-Baqarah, ini menunjukkan bahwa Allah akan menguji hambanya. Hal ini mengisyaratkan bahwa hakikat hidup manusia tidak lepas dari beraneka cobaan. betapapun besarnya ujian, hakikatnya adalah sedikit dibandingkan dengan imbalan dan ganjaran. Intinya, bahwa seberapa besar dan seberapa macam cobaan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya tetap saja tidak bisa mengalahkan besarnya rahmat yang dianugerahkan kepada makhluknya.
Diantara bentuk-bentuk ujian sebagaimana ayat tersebut adalah : 1) Sedikit rasa takut, seperti dalam bentuk keresahan hati menyangkut sesuatu yang buruk atau hal-hal yang tidak menyenangkan terkait apa yang akan terjadi. 2 ) Rasa lapar, seperti ketiadaan atau keterbatasan makanan sebagai pemenuhan kebutuhan primer. 3) Berkurangnya harta, seperti seseorang mengalami kebangkrutan. bencana alam, pencurian atau penipuan dalam bisnis, dan lain sebagainya. 4) Kekurangan jiwa, seperti kehilangan orang-orang yang dicintai dan terjadinya kematian. 5) Berkurangnya buah-buahan atau tanaman, seperti berkurangnya hasil panen karena bencana alam, serangan hama yang bisa menggagalkan panen atau panen bagus namun harga turun sehingga tidak sesuai dengan biaya tanam dan perawatan dengan harga jual di pasaran.
Kedua, musibah dan bencana adalah sarana introspeksi diri. Bukan bahan penyesalan yang tanpa akhir. Tidak pula kita tenggelam dalam keluh-kesah, apalagi bila sampai berputus asa dari rahmat-Nya. Sudah seharusnya sebagai seorang Muslim, kita memperbanyak istighfar, zikir, dan bertobat kepada-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya, maka Dia akan memberikan cobaan kepadanya.” (HR Bukhari
dari itu, kecuali Allah pasti akan menghilangkan kesalahan-kesalahannya. Sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR. Bukhari).
Ketiga, meninggikan derajat dan mengurangi dosa. Sebab, kadang tanpa disadari, seseorang berbuat salah yang menyebabkan dirinya berlumuran dosa. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya seseorang benar-benar memiliki kedudukan di sisi Allah, namun tidak ada satu amal yang bisa mengantarkannya ke sana. Maka, Allah senantiasa mengujinya dengan sesuatu yang tidak disukainya sehingga dia bisa sampai pada kedudukan yang dikehendaki oleh Allah.”
Pada akhirnya, jadikanlah musibah atau bencana sebagai ladang amal saleh. Kesempatan terbuka lebar bagi kita untuk menunjukkan solidaritas persaudaraan antarsesama. Rasulullah SAW bersabda, “Orang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak akan menzalimi dan menyerahkannya pada musuh.
“Barang siapa berada dalam kebutuhan saudaranya yang Muslim, Allah akan memenuhi hajatnya. Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan saudaranya yang Muslim, Allah akan hilangkan satu kesulitan di hari kiamat. Dan, barang siapa yang menutup aib seorang Muslim maka Allah akan menutup aibnya di hari kiamat.” (HR Muttafaq ‘Alaihi).
Semoga kita Mampu mengambil hikmah dari setiap ujian
dengan memetik hikmah di balik setiap
ujian tersebut. Sebagaimana Allah Swt. berfirman: QS. Al-Baqarah Ayat 269
يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا
يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa
yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada
yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. {QS. Al-Baqarah Ayat 269}
وَاللّٰهُ اَعْلَمُ بِالصَّواب
*) Kepala MTs. Miftahul Ulum Al-Azizah